Apakah Anda tahu bahwa mengonsumsi nasi bisa membantu Anda mengurangi risiko kanker usus? Ya, hal itu dibuktikan lewat sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Profesor Ann Richardson bersama timnya di University of Canterbury, Selandia Baru.
Menurut Richardson, lebih dari 2.800 hewan kiwi didiagnosis terkena kanker usus setiap tahunnya dan itu kemungkinan terjadi karena perubahan pola makan yang dikaitkan dengan tren kanker dunia.
“Tingginya peningkatan dalam kasus kanker usus di Jepang dan Hong Kong telah dikaitkan dengan perubahan pola makan, yang juga terjadi di negara-negara selama 50 tahun terakhir,” ujar Richardson seperti dikutip Stuff.co.nz.
Per kapita, konsumsi beras menurun hampir 50 persen di Jepang selama 20-30 tahun terakhir. Tetapi, di negara-negara seperti China dan India tidak melihat adanya penurunan dalam konsumsi beras dan memiliki jumlah kasus kanker usus yang rendah.
Richardson menjelaskan, tingkat kanker kolorektal di Jepang dan Hong Kong meningkat terlalu cepat, sehingga hal ini juga dikaitkan dengan genetik.
“Ada beberapa penelitian laboratorium yang menunjukkan bahwa beras memiliki efek penekan tumor, dan itu adalah ide yang sangat menarik. Kami akan berfokus pada hal itu,” tambahnya.
Menurut data statistik impor beras Selandia Baru, pada tahun 1990 setiap orang yang makan sekitar 3 kilogram beras. Pada 2012, setiap kiwi makan sekitar 8 kilogram masing-masing.
Laporan Departemen Kesehatan Selandia Baru pada 2010 juga menunjukkan bahwa tingkat kanker usus yang tertinggi terjadi pada kaum pria suku Pakeha dan Maori, tetapi lebih rendah untuk kawasan Asia dan Kepulauan Pasifik. (jay)
0 komentar:
Posting Komentar